Resensi Novel Rahasia Meede karya E.S. ITO

Ditulis khusus atas permintaan E.S. ITO; 13/07/07

Mengguncang Nurani, Mempesona Pribadi, MenDramatisasi Perasaan, Menggelorakan Jiwa, Menyinggung Harga Diri, Menelanjangi Informasi, dan Membentangkan Wawasan yang luar biasa dan tidak terduga. Begitulah yang terpikir dalam sel – sel otak dengan kadar akson, dendrit, dan sinaps yang makin berkurang di kepala saya. Ribuan sel dengan berbagai fungsi yang saling menunjang satu sama lain seharusnya dapat saya manfaatkan untuk berpikir, merasakan, dan mengambil keputusan – keputusan yang berguna bagi diri saya dan orang lain di sekitar saya. Namun, mungkin dikarenakan banyaknya sel-sel otak tersebut, telah membuat diri saya terlalu lama berpikir dan bertindak, berputar-putar dalam satu atau lebih informasi yang belum tentu bermanfaat sehingga lamban dan salah ketika mengambil keputusan. Seperti sebagian besar pemimpin di negeri ini.

 

Berbeda dengan ES ITO, ribuan sel otak tersebut mampu dioptimalkan untuk mengolah berbagai informasi yang berserakan dalam rimba teknologi dengan ‘grey area’-nya untuk menghasilkan sebuah karya. Sebuah novel yang meramu informasi sejarah yang membosankan, dari sudut pandang yang berbeda menjadi hiburan yang menarik untuk diikuti hingga akhir cerita.

 

Tokoh-tokoh dan setting yang tercipta dalam novel ini diperoleh setelah berkubang dalam lautan data dan ber-kontemplasi terhadap kondisi dan situasi yang saat ini sedang berlangsung di seputar kehidupan ES ITO. Kehidupan sebagai seorang mantan aktivis kampus, aktivis LSM, dan alumni SMA Taruna Nusantara membuat dirinya memiliki banyak teman dan jaringan informasi yang begitu luas sehingga paham dengan dunia militer, sosial, dan politik yang penuh intrik dan trik yang kejam tanpa memandang rasa kemanusiaan.

 

 

Di dalam novel terbarunya ini, ES ITO bercerita tentang perburuan harta karun Indonesia dan pernak-pernik persahabatan serta seluk beluk kegiatan intelejen di Indonesia. Pengakuan Kedaulatan Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar yang dimulai pada 23 Agustus 1949 di DenHaag menyisakan sebuah rahasia sejumlah besar harta dari masa lalu ketika Indonesia masih dikendalikan VOC. Kabar tentang besarnya jumlah harta tersebut telah membuat banyak pihak memastikannya melalui berbagai macam kegiatan dengan kedok penelitian sejarah, penggalian arkeologis, pencarian kerabat, dan sebagainya mulai dari orang-orang yang berasal dari dalam negeri dan negara-negara lainnya terutama Belanda. Tokoh utama dalam perburuan harta karun ini, Batu Noah Gultom/Batu August Mendrofa dan Attar Malaka/Kalek merupakan 2 (dua) orang sahabat karib semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas Taruna Nusantara. Sebuah sekolah berasrama penuh dengan sistem semi militer yang diprakarsai oleh LB. Moerdani didirikan pada tahun 1990 untuk menciptakan kader-kader pemimpin Indonesia yang memiliki wawasan nusantara, wawasan kebangsaan dan wawasan kebudayaan di masa depan. Sekolah yang mengutamakan keseragaman baik dalam hal berpakaian, bertingkah laku, dan bertindak. Meniadakan berbagai macam penyelewengan meskipun sebatas pemikiran yang tidak sesuai dengan konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kehidupan sehari-hari Batu dan Kalek di dalam Asrama dipenuhi dengan berbagai “kejahatan” karena tindakan mereka yang dianggap telah melanggar peraturan, yang tertulis maupun yang “dicari-cari”. Meskipun sebenarnya tindakan yang mereka lakukan tidaklah salah menurut prinsip yang mereka yakini.

 

Hukuman demi hukuman yang selalu mereka terima dalam keseharian mereka di dalam lingkungan sekolah berasrama penuh tersebut mulai dari push up, membersihkan kamar mandi di waktu malam, bahkan termasuk di dalamnya pengucilan tidak diikutsertakan dalam kegiatan kesiswaan, tidak membuat mereka patah arang dan kehilangan jatidiri. Sebaliknya, hal itu makin menguatkan ikatan persahabatan mereka dan meneguhkan semangat mereka untuk bertindak dan bertingkah laku sesuai prinsip yang mereka yakini. Melawan KetidakAdilan dan Kesewenang-Wenangan. Sebuah keberuntungan bila akhirnya mereka lulus dengan prestasi dan bukan menjadi bagian dari orang-orang yang membutuhkan terapi untuk mengembalikan kesadaran psikologis.

Setelah lulus dari SMA Taruna Nusantara, mereka mengambil jalan yang berbeda. Batu masuk ke Akademi Militer, termasuk lulusan terbaik kemudian masuk ke Komando Pasukan Khusus (Kopasus) Grup 3 Sandhi Yudha yang berkedudukan di Cijantung. Aktif dalam berbagai kegiatan intelejen dan dikenal di dunia intelejen Indonesia dengan nama sandi Lalat Merah. Sedangkan Kalek meneruskan pendidikan di Universitas Indonesia jurusan Ilmu Perpustakaan, aktif dalam berbagai diskusi mengenai perbaikan kondisi Indonesia selama masa kuliah, kemudian bekerja sebagai wartawan dan akhirnya namanya dikaitkan dengan sebuah gerakan yang melakukan terror terhadap kedaulatan Indonesia dengan Anarki Nusantara-nya.

 

Konflik puncak terjadi ketika Batu yang telah menerima doktrin untuk mempertahankan kedaulatan NKRI, menerima tugas dari salah seorang mantan pimpinannya di jajaran Angkatan Darat untuk menangkap Kalek yang telah menjadi sahabatnya sejak duduk di bangku SMA. Ribuan informasi diserap, ratusan lokasi diteliti, dan puluhan orang diinterogasi belum mampu menemukan keberadaan Kalek yang telah dinyatakan mati dalam sebuah kecelakaan. Hingga akhirnya ditemukan melalui kejadian yang tidak terduga di lokasi terpencil di suatu kepulauan yang indah diisi oleh orang-orang yang masih mengagungkan keramahan, tolong menolong, gotong royong dan tidak mudah menjatuhkan prasangka buruk kepada orang lain. Sebuah kondisi ideal dalam kehidupan bermasyarakat. Pergolakan Pemikiran dan Pertentangan batin terjadi pada diri Batu

 

Menunaikan Tugas atau Melalaikan Tugas

Karier atau Pemecatan

Musuh atau Sahabat

Bunuh atau Terbunuh

“Rahasia Meede”, sebuah kisah yang menarik dan patut dijadikan referensi bacaan bagi penggemar petualangan. Setiap kata yang tertulis dan kalimat yang terbaca dalam novel ini menghadirkan ketegangan emosi yang berasal dari kecerdikan dan kelicikan manusia-manusia dengan tingkat ketamakan masing-masing terhadap harta dan kekuasaan

5 comments
  1. acha said:

    good enough,

  2. Anto Nugroho said:

    Novel Indonesia pertama yang benar2 membuat saya terpikat…
    Meskipun agak bingung ketika membaca pertama kali..
    I’m newbie ^^

Leave a comment